[Thought] KOTORnya!! Masjid Istiqlal
Ahad, 6 Feb. 2005 siang, setelah pulang dari Glodok untuk membeli beberapa perlengkapan komputer dan game PS2, saya niatkan untuk sholat Dzuhur di Masjid Istiqlal. Masjid yang konon terbesar di Asia Tenggara. Masjid "maskot" andalan Ibukota negara ini.
Alangkah terkejutnya saya, begitu memasuki pintu gerbang Masjid yang megah ini, terlihat ceceran sampah bertebaran dimana-mana, ada kantong plastik, kulit pisang, kemasan air mineral, nasi, sisa gado-gado, kertas koran, tumpahan air, dll. Mulai dari pintu gerbang, halaman masjid dan tempat parkir berubah menjadi seperti Tempat Pembuangan Sampah. Sayang sekali saya tidak membawa Camera Digital untuk mengabadikan seberapa parahnya kondisi halaman masjid saat itu, sekaligus menggambarkan seberapa "Bobrok-nya" disiplin orang-orang yang baru saja menempati tempat tersebut. Seandainya hanya 2-3 sisa bungkus permen, masih bisa saya ambil untuk dibuang ditempat sampah yang sebenarnya. Tetapi saya pikir 2 gerobak sampahpun tidak akan cukup, perlu 2 truk sampah dan puluhan petugas kebersihan!!
Saya bertanya kepada petugas parkir : "Pak, abis ada acara apaan? Keliatannya abis rame-rame?". Jawab petugas: "Ooo...abis ada acara Zikir Akbar mas"
Ternyata hari Ahad, 6 Feb. 2005 itu, sejak jam 08:00 - 12:00 diadakan acara "Dzikir Akbar 1 Muharram" bersama Ustadz Muhammad Arifin Ilham yang kondang itu.
Saya tidak habis pikir, apa yang ada dibenak para pembuang sampah itu? apa yang ada dipikiran orang-orang yang diberi ijin berjualan di area masjid?
Tega-teganya mereka mengotori Masjid. Ya benar, saya katakan MENGOTORI MASJID!!!
Apakah halaman dan pintu gerbang bukan termasuk masjid?
Anda pasti bisa merasakan bagaimana image orang asing apabila memasuki Bandara Sukarno-Hatta yang merupakan pintu gerbang negara kita ini, dan melihat sampah seperti yang terjadi di Masjid Istiqlal itu. Pasti imagenya akan negatif bukan?
Siapa yang salah?
Orang yang berbelanja-kah?
Orang yang berjualan-kah? (kalau 'gak' boleh jualan disana nanti mereka demo, nanti dibilang menindas rakyat kecil)
Ust. M. Arifin Ilham-kah? (yang telah menarik banyak orang untuk berdatangan ke Masjid)
Pengelola/DKM-kah? (yang tidak tegas menindak dan men-disiplinkan pengunjung)
Panitia acara Dzikir Akbar-kah? (yang tidak bisa mengantisipasi akan ada kejadian luar biasa itu)
Atau memang sudah biasa terjadi seperti itu, manakala ada acara pengajian, dzikir atau ceramah, masjid Istiqlal pasti akan dikotori dengan sampah yang berserakan dimana-mana.
Kalau tidak percaya, saya persilahkan datang pada acara pengajian berikutnya di masjid Istiqlal. Kecuali DKM sudah berfungsi optimal, orang yang berjualan sudah tertib, pembeli dan pengunjung sudah sadar akan pentingnya kebersihan.
Inilah 'PR' kita bersama untuk meningkatkan kualitas disiplin penduduk negeri ini, tidak usah menunggu generasi mendatang, mulailah dari sekarang seperti yang sering dikatakan oleh Aa' Gym. Tetapi memang susah mengajar disiplin orang yang sudah 'beubeul' tanpa diberi 'punishment', lebih gampang menanamkan disiplin kepada anak-anak kita yang masih sekolah.
Untuk mempersiapkan generasi mendatang yang lebih baik, mulailah menanamkan disiplin dari lingkungan rumah dan sekolah kepada anak-anak kita. Pengajaran yang baik adalah dengan memberikan contoh/teladan secara langsung.
Itu baru dipintu gerbang, masuk kedalam .....Hhhhhhh....saya 'enggak' bisa berkomentar lagi deh. Nanti dikira menjelek-jelekan masjid sendiri. Nanti ada yang bilang: "Kalo anda bisa, coba anda urus masjid ini !!"
Selesai sholat saya keluar, tepat didepan saya terlihat Gereja Kathedral. Rapih, tertib dan bersih sekali. Padahal pintu gerbang kedua tempat beribadah ini hanya dipisahkan oleh sebuah jalan yang lebarnya tidak lebih dari 20 meter.
Mengapa bisa berbeda?
Menurut saya, yang pertama harus dibenahi adalah 'management'-nya, 'system pengelolaan'-nya. Harus dibuat agar memaksa pengunjung untuk berdisiplin. Saat ini, pengunjung dan orang-orang yang berjualan disana tidak takut membuang sampah di masjid.
Mohon maaf, Ustadz M. Arifin Ilham......Aa' Gym......tolong sekali lagi ajarkan kepada umat ini agar bisa berdisiplin dan menjaga kebersihan, tolong adakan inspeksi di halaman masjid setelah pengajian selesai dan lakukan pengarahan dan pembinaan kepada pengelola masjid. Saya tidak mempunyai 'power' untuk melakukan hal itu. Omongan saya di halaman masjid pasti tidak akan didengar oleh mereka.
Masjid Istiqlal Jakarta, 6 Feb. 2005
Hardiyanto
1 Comments:
Assalamu'alaikum Pak,
Wah akhirnya ketemu juga di blog.
Kalo masalah Istiqlal, kaya'nya perlu ada manajemen terpadu dari semua pihak--SBY (mewakili pemerintah) atau AA Gym (mewakili ulama). Keduanya harus bersinergi, sehingga tidak keliatan berjalan sendiri-sendiri. Kalau perlu, ada PP seperti di Singapore. Mungkin bukan pengelolaannya, tapi mentalitas orang Indonesia yang harus dirubah!
By Dodi Mulyana, at 10:03 AM
Post a Comment
<< Home